counter

Kamis, 14 Maret 2013

KONTEKS UMUM PSIKOTERAPI


PENGERTIAN PSIKOTERAPI

            Dilihat secara etimologis, psikoterapi memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’ atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti ‘merawat’ atau ‘mengasuh’, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan ‘psychotherapy’ tidak tercantum, tetapi ada ‘psychotherapeutic’ yang di artikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

TUJUAN PSIKOTERAPI

            Tujuan utama dari psikoterapi dirumuskan: Psikoterapi adalah perawatan terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih, dengan saksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadiannya (Wolberg, 1954).
          Sedangkan Whitaker & Malone (1953) menganggap bahwa tujuan psikoterapi adalah membentuk perasaan adekuat pada diri sendiri, ada keterpaduan dalam diri sendiri dan kematangan pribadi, merumuskan: Psikoterapi dalam arti luas meliputi semua upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi.

UNSUR PSIKOTERAPI

Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1.      Peran sosial (martabat)
2.      Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3.      Hak
4.      Retrospeksi
5.      Reduksi
6.      Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7.      Resosialisasi,
8.      Rekapitulasi


PERBEDAAN PSIKOTERAPI DAN KONSELING

1.      Klien yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa, tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya, membuat keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan terhadap hari depannya.
2.      Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.
3.      Klien adalah klien dan bukan pasien. Konselor bukanlah tokoh otoriter namun adalah seorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan.
4.      Konselor tidaklah netral secara moral atau tidak bermoral, melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konselor tidak perlu memaksakan hal ini kepada klien namun ia juga tidak menutupinya.
5.      Konselor memusatkan pada perubahan perilaku tidak hanya menumbuhkan pengertian.

Metode…
Konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih kognitif dan berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit kekaburannya.

PENDEKATAN PSIKOTERAPI TERHADAP MENTAL ILLNESS

Dalam ilmu psikologi, ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk terapi. Semua metode itu merupakan hasil pemikiran dan penelitian para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Dari sekian banyak metode psikoterapi yang ada, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:

1.     Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.

2.     Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.
Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.

3. Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT)  dan sebagainya.

4.     Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.

5.  Integrative / Holistic Therapy
Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

BENTUK UTAMA PSIKOTERAPI

            Sampai saat ini, sebagaimana dikemukakan Atkinson, terdapat enam teknik atau bentuk utama psikoterapi yang digunakan oleh para psikiater atau psikolog, antara lain:
1.     Teknik Terapi Psikoanalisa
Bahwa di dalam tiap-tiap individu terdapat kekuatan yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Konflik ini mempunyai pengaruh kuat pada perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan stres dalam kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.

2.   Teknik Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi, sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku yang pantas dan regulasi diri perilaku.

3. Teknik Terapi Kognitif Perilaku
Teknik modifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladatif. Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.

4. Teknik Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy). Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.

5. Teknik Terapi Eklektik atau Integratif
Yaitu memilih teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.

6. Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.



Referensi :

Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mujib, A. (2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.