PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Dilihat secara etimologis,
psikoterapi memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’ atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti ‘merawat’ atau ‘mengasuh’,
sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek
kejiwaan. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan ‘psychotherapy’ tidak tercantum, tetapi ada ‘psychotherapeutic’ yang di artikan sebagai perawatan terhadap
sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan
intervensi psikis. Dengan demikian psikoterapi adalah
perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan
psikologis terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan
kepribadian.
TUJUAN PSIKOTERAPI
Tujuan utama dari psikoterapi dirumuskan:
Psikoterapi adalah perawatan terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi,
dimana seseorang yang terlatih, dengan saksama membentuk hubungan profesional dengan
pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan
menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadiannya (Wolberg,
1954).
Sedangkan Whitaker
& Malone (1953) menganggap bahwa tujuan psikoterapi
adalah membentuk perasaan adekuat pada diri sendiri, ada keterpaduan dalam diri
sendiri dan kematangan pribadi, merumuskan: Psikoterapi dalam arti luas
meliputi semua upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi.
UNSUR PSIKOTERAPI
Masserman
(1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur
lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan
perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi
PERBEDAAN PSIKOTERAPI DAN
KONSELING
1. Klien
yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa,
tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya, membuat
keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri
dan terhadap hari depannya.
2. Konseling
dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.
3. Klien
adalah klien dan bukan pasien. Konselor bukanlah tokoh otoriter namun adalah
seorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai
tujuan.
4. Konselor
tidaklah netral secara moral atau tidak bermoral, melainkan memiliki
nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konselor tidak perlu
memaksakan hal ini kepada klien namun ia juga tidak menutupinya.
5. Konselor
memusatkan pada perubahan perilaku tidak hanya menumbuhkan pengertian.
Metode…
Konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih
singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi
psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan
pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan
transferens, lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih kognitif dan
berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih
sedikit kekaburannya.
PENDEKATAN PSIKOTERAPI
TERHADAP MENTAL ILLNESS
Dalam ilmu psikologi, ada banyak sekali metode yang bisa
digunakan untuk terapi. Semua metode itu merupakan hasil pemikiran dan
penelitian para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Dari sekian banyak
metode psikoterapi yang ada, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:
1.
Psychoanalysis
& Psychodynamic
Pendekatan
ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara
memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar.
Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud
(1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik
sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para
murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan
dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa
yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya
masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu
menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang
dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman
pribadi).
Beberapa
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego
State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream
Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
2.
Behavior Therapy
Pendekatan
terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang
melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning”
atau “associative learning”.
Inti
dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis
karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya
pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber
kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang
ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika
saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Tokoh
lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan
konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu
karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.
Berbagai
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah
Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior
Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning,
Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain
sebagainya.
3. Cognitive Therapy
Terapi
Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu
dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy
lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan
disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy
antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan
utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan
kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk
dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery,
Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy
(RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan
sebagainya.
4.
Humanistic
Therapy
Pendekatan
Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia
sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan
keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam
terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan
saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk
mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan
kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode
psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy,
Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family
Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.
5. Integrative / Holistic Therapy
Yang
sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis
yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh
karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa
pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative
Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan
untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
BENTUK UTAMA PSIKOTERAPI
Sampai saat ini, sebagaimana dikemukakan Atkinson, terdapat
enam teknik atau bentuk utama psikoterapi yang digunakan oleh para psikiater
atau psikolog, antara lain:
1.
Teknik
Terapi Psikoanalisa
Bahwa di dalam tiap-tiap individu
terdapat kekuatan yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal
tidak terhindarkan. Konflik ini mempunyai pengaruh kuat pada perkembangan
kepribadian individu, sehingga menimbulkan stres dalam kehidupan. Teknik ini
menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan
impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam
Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling tidak terdapat lima macam teknik
penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis,
chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya
disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.
2. Teknik Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip
belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi,
sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku
yang pantas dan regulasi diri perilaku.
3.
Teknik Terapi Kognitif Perilaku
Teknik modifikasi perilaku individu
dan mengubah keyakinan maladatif. Terapis membantu individu mengganti
interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang
lebih realistik.
4.
Teknik Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan
fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan
memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy).
Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan
aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.
5.
Teknik Terapi Eklektik atau Integratif
Yaitu memilih teknik terapi yang
paling tepat untuk klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah
spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.
6.
Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang
memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam
interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi
keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau
hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk
berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Referensi
:
Gunarsa,
S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: Gunung Mulia.
Maulany,
R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi:
Residen Bagian Psikiatri UCLA. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mujib,
A. (2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.