counter

Rabu, 15 Januari 2014

ARTIFICIAL INTELLIGENCE



Kecerdasan buatan (AI)  diartikan secara luas sebagai cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer (perangkat keras) dan program – program komputer (perangkat lunak) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia.
Jenis komputer yang paling umum digunakan terpola berdasarkan rancangan ahli matematika Hungaria, John Von Neumann pada tahun 1958 yang bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1930. Pada masa awal teknologi komputer, bahkan ilmuwan AI (dan para penulis fiksi ilmu pengetahuan) memiliki impian luar biasa tentang robot dan mesin berpikir. Sebuah tulisan yang sangat berpengaruh ditulis pada awal 1940-an oleh seorang psikiater asal Chicago, W.S. McCulloch serta mahasiswanya, W. Pitts. Dalam tulisan tersebut, mereka mengenalkan sebuah konsep yang memiliki pengaruh sangat besar bagi para ilmuwan komputer termasuk Von Neumann dan juga para PDP. Berdasarkan konsep bahwa pikiran adalah hasil kerja otak, terutama bagian dasar otak atau simpul – simpul saraf. Mereka beranggapan bahwa simpul – simpul saraf tersebut bisa dipandang sebagai ‘peralatan logika’ yang beberapa simpul serta hubungannya bisa dipandang sebagai logika yang profesional. Simpul – simpul saraf berkomunikasi satu sama lain secara elektrokimiawi. Sebuah simpul elektronik yang sangat kecil mengalir lewat impuls neuron sel menuju ke sinaps sementara impuls neuron kimiawi mengalir lewat impuls neuron yang lainnya. Proses transmisi neuron telah tertata rapi, lontaran neuron hanya terjadi jika sudah mencapai ambang batas. Semua neuron memiliki ambang batas. Lontaran neuron hanya terjadi ketika arusnya positif, sementara arus negatif akan menghambat lontarannya, dan begitupun seterusnya. Yang paling penting adalah bahwa setiap neuron mampu mengumpulkan semua sinyal rangsangan dan hambatan dari ribuan koneksinya. Lontaran sebuah neuron tergantung pada ambang batasnya yang akan menentukan hidup matinya. Neuron jenis ini disebut ‘neuron McCulloch – Pitts’.

Tidak lama setelah penemuan McCulloch dan Pitts, Von Neumann melihat hubungan antara sikap logis neuron ketika berinteraksi dengan kinerja komputer digital. Von Neumann yang sudah mengembangkan rancangan komputer paling bermanfaat menyatakan bahwa sangatlah mungkin untuk merancang komputer yang meniru otak manusia, tidak hanya fungsinya tetapi juga strukturnya, dimana tabung vakum, relay, rangkaian kawat dan perangkat keras akan menggantikan neuron, akson dan sinapsis. Mengikuti jejak Von Neumann, F. Rosenblatt mengambil alih proyek perakitan komputer yang meniru fungsi dan struktur otak manusia. Tujuan utamanya adalah menciptakan komputer yang mampu mengenali bentuk. Hsilnya disebut perseptron dan dia berhasil meniru struktur organisasi otak dengan sukses.
Semua orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Ada beberapa area dari psikologi kognitif yang sudah menjadi subjek argumentasi yang lebih panas ketimbang perdebatan atas mesin yang mampu menstimulasi pikiran manusia. Di salah satu sisi perdebatan tersebut adalah orang – orang yang fanatik terhadap AI yang percaya bahwa tidak hanya mesin yang mampu meniru kognisi manusia secara persis, tetapi juga bahwa proses intelektual tingkat tinggi mampu ditampilkan hanya oleh sebuah mesin. Tambahan yang logis atas pendapat ini adalah bahwa komputer harus di sertai secara langsung dalam pengambilan keputusan manusia setiap harinya.
Di sisi lain terdapat orang – orang yang menganggap AI sebagai konsep intektual yang korup dan meyakini bahwa orang yang yakin atas keberadaan mesin berfikir adalah pemuja yang materialistis. Pikiran manusia adalah murni proses manusia, yang bahkan jika di sintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu di duplikasi oleh program – program AI.
Antusiasme para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing dan kemudian menuliaskan program yang di rancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa di pisahkan dari respons manusia. Dengan menampilkan perspektif dari pandangan yang tersembunyi, sekareng beberapa program ini menjadi tampak sedikit aneh, tetapi ilmu pengetahuan memang seringkali berkembang seperti itu.
ELIZA
Salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi ini ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah di buat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater.
PARRY
Colby, Hilf, Weber dan Kraemer (1972) menstimulasi seorang pasien dan menyebut program ini PARRY, karena ia menstimulasi seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons normalnya cukup hebat dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dan kemampuan pemisahan antara respons simulasi komputer dan respons manusia. Colby dan para rekan – rekan penelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk  melakukan Tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons.
NETTalk
Program ini cukup berbeda jenisnya berdasarkan pada jarring – jarring neuron. Program ini di kembangkan oleh sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Princeton. Dalam program ini, NETTalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras – keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (neuron) dan ribuan koneksi. NETTalk ‘membaca keras – keras’ dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem – fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa.
Dalam keberadaan awal perkembangannya, AI terlihat memiliki aplikasi jangka dekat yang menjanjikan, salah satunya expert system. Expert system adalah program komputer yang menggunakan penalaran simbolis khusus untuk memecahkan masalah yang sulit dengan baik. Teknik expert system dapat digunakan untuk menyimpan (memelihara) dan menyebarkan keahlian langka (sulit didapatkan) dengan mengkode pengalaman yang relevan dari seorang ahli (pakar) dan membuat keahlian ini bisa digunakan sebagai sumber untuk orang yang pengalamannya kurang. Expert system juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang menghalangi (menjadi kendala) pemrograman tradisional.
Dan salah satu ciri yang paling penting yang membedakan expert system dengan aplikasi komputer tradisional adalah dalam hal penggunaan penalaran heuristic yaitu metode pemecahan masalah. Aplikasi tradisional menerapkan algoritma, yaitu aturan presisi yang jika di ikuti akan mengarahkan kita pada kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, jumlah cek penggajian untuk seorang pekerja di kalkulasi menurut set aturan yang presisi. Lain halnya dengan expert system, aplikasi ini seringkali mengurusi masalah yang terlalu kompleks untuk dipecahkan secara sempurna. Untuk melakukan hal ini, expert system menggunakan teknik heuristic yang bisa memberikan jawaban (pemecahan) yang baik namun tidak selalu yang optimal. Program heuristic selalu mencari alternatif dengan menggunakan ‘rules of thumb’ (petunjuk praktis) daripada menggunakan teknik pemecahan. Suatu program bisa mempertimbangkan berbagai jenis formasi geologis sebelum memutuskan jenis mana yang paling bisa menjelaskan data yang diamati dalam kasus tertentu.
Kecerdasan buatan (AI) biasanya berkaitan erat dengan bidang ilmu neurologi dan ilmu psikologi, khususnya psikologi kognitif. Bisa saja ilmu neurologi digabungkan dengan ilmu AI, atau psikologi kognitif diterapkan dalam ilmu neurologi maupun AI. Baik itu AI, psikologi kognitif dan ilmu neurologi telah membentuk dasar dari ilmu kognitif.
AI dan psikologi kognitif memiliki semacam hubungan simbiosis, dimana masing – masing bagian mendapat keuntungan dari peningkatan bagian lainnya. Peningkatan pada cara – cara untuk meniru secara persis persepsi manusia, ingatan, bahasa dan pikiran, tergantung pada pengertian bahwa proses ini dicapai oleh manusia. Perkembangan AI meningkatkan pentingnya memahami kognisi manusia.

Sumber :
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif (edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.